🕌 Naskah Kultum Lengkap: Pelajaran dari Ummu Jamil

🕌 Naskah Kultum Lengkap: Pelajaran dari Ummu Jamil

1. Pembukaan

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan Al-Qur’an sebagai cahaya bagi umat manusia. 
Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, 
sang pembawa risalah kebenaran, beserta keluarga dan sahabat beliau.

2. Pengantar Tema

  • Jamaah yang dirahmati Allah, Al-Qur’an bukan hanya kitab suci, tetapi juga cermin kehidupan.
  • Di dalamnya, Allah mengabadikan nama-nama orang yang menentang kebenaran, agar menjadi pelajaran sepanjang zaman.
  • Salah satunya adalah Ummu Jamil, istri Abu Lahab, yang disebut dalam Surat Al-Lahab (Al-Masad).

3. Kutipan Ayat

Allah berfirman dalam Surat Al-Lahab:

تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ ۝ مَا أَغْنَىٰ عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَبَ ۝ سَيَصْلَىٰ نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ ۝ وَامْرَأَتُهُ حَمَّالَةَ الْحَطَبِ ۝ فِي جِيدِهَا حَبْلٌ مِّن مَّسَدٍ

Artinya: “Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa. Tidaklah berguna baginya hartanya dan apa yang ia usahakan. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala. Dan istrinya, pembawa kayu bakar, yang di lehernya ada tali dari sabut yang dipintal.” (QS. Al-Lahab: 1–5)

4. Kisah Ummu Jamil

  • Ummu Jamil bernama asli Arwa binti Harb bin Umayyah, berasal dari keluarga terpandang.
  • Ia menikah dengan Abu Lahab, paman Nabi Muhammad SAW.
  • Namun, kedudukan dan nasabnya tidak membuatnya mulia. Ia justru menjadi musuh dakwah Islam.
  • Ummu Jamil sering menyebarkan duri di jalan Nabi, menghasut Quraisy, dan melontarkan ejekan yang menyakitkan.
  • Allah menggambarkannya sebagai “pembawa kayu bakar”, simbol orang yang menambah api kebencian dan fitnah.

5. Pelajaran Retoris

  • Jamaah sekalian, apa gunanya kecantikan jika hati penuh kebencian?
  • Apa artinya nasab mulia jika digunakan untuk menentang kebenaran?
  • Ummu Jamil adalah contoh nyata bahwa kedudukan tidak menjamin kemuliaan, jika tidak disertai iman.
  • Kebencian membuatnya buta, hingga ia tidak melihat cahaya risalah yang dibawa Nabi.
  • Akhirnya, ia diabadikan dalam Al-Qur’an bukan sebagai teladan, tetapi sebagai peringatan.

6. Relevansi untuk Kita

  • Mari kita bercermin: jangan sampai kita menjadi “pembawa kayu bakar” di zaman ini.
  • Jangan menjadi orang yang menambah api kebencian dengan fitnah, gosip, dan ujaran yang menyakitkan.
  • Sebaliknya, jadilah pembawa kesejukan, yang menyalakan api semangat dakwah, bukan api permusuhan.
  • Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam.” (HR. Bukhari-Muslim).

7. Penutup

Jamaah yang dimuliakan Allah,
kisah Ummu Jamil adalah cermin bahwa kebencian hanya membawa kehinaan.
Mari kita jaga lisan, jaga hati, dan jadikan diri kita penolong dakwah, 
bukan penghalang kebenaran.

Semoga Allah menjauhkan kita dari sifat-sifat buruk Ummu Jamil,
dan menjadikan kita hamba yang selalu mendukung kebenaran.
 

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama