🕌 Naskah Kultum: Doa yang Tertolak Karena Makanan Haram
Judul: Jangan Biarkan Doamu Tertolak Karena Sepiring Makanan Haram
Pembukaan:
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan seluruh umatnya yang istiqamah hingga akhir zaman.
Mukadimah:
Saudaraku yang dirahmati Allah, Pernahkah kita merasa doa kita belum dikabulkan? Padahal kita sudah berdoa dengan penuh harap, bahkan dalam keadaan sulit dan musafir. Bisa jadi, bukan karena kurangnya kesungguhan, tapi karena ada penghalang yang tak terlihat: makanan haram.
🧠 Isi Utama: Hadits dan Kisah Musafir
Rasulullah SAW bersabda dalam hadits riwayat Muslim dan Tirmidzi:
“Sesungguhnya Allah itu Maha Baik dan tidak menerima kecuali yang baik. Allah memerintahkan kepada orang-orang beriman sebagaimana Dia memerintahkan kepada para rasul: ‘Wahai para rasul, makanlah dari makanan yang baik dan kerjakanlah amal shalih’ (QS Al-Mu’minun: 51), dan ‘Wahai orang-orang yang beriman, makanlah dari yang baik-baik yang telah Kami rezekikan kepadamu’ (QS Al-Baqarah: 172). Kemudian Nabi menyebutkan seorang laki-laki yang melakukan perjalanan jauh, rambutnya kusut dan berdebu, ia menengadahkan tangannya ke langit seraya berkata: ‘Ya Rabb, Ya Rabb’, namun makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan ia diberi makan dari yang haram. Maka bagaimana mungkin doanya dikabulkan?” (HR. Muslim No. 1015, Tirmidzi No. 2989)
Bayangkan, seorang musafir yang secara lahiriah memenuhi syarat mustajabnya doa—dalam perjalanan, mengangkat tangan, mengulang doa—namun doanya tertolak karena makanan dan minuman yang haram.
⚠️ Hadits tentang Hukuman Makanan Haram
Rasulullah SAW juga bersabda kepada Sa’ad bin Abi Waqqash:
“Wahai Sa’ad, perbaikilah makananmu (makanlah yang halal), niscaya engkau akan menjadi orang yang doanya dikabulkan. Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, sungguh jika seseorang memasukkan makanan haram ke dalam perutnya, maka tidak akan diterima amalnya selama 40 hari. Dan siapa pun yang dagingnya tumbuh dari hasil yang haram dan riba, maka neraka lebih layak baginya.” (HR. Tirmidzi No. 614, Ath-Thabrani dalam Al-Kabir)
📖 Ayat Al-Qur’an Pendukung
Allah SWT berfirman:
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengharamkan apa-apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rizkikan kepadamu.” (QS. Al-Māidah: 87–88)
🌱 Penutup dan Hikmah
Saudaraku, Makanan bukan sekadar pengisi perut. Ia adalah bahan bakar amal, penentu diterima atau tidaknya ibadah kita. Maka, mari kita perhatikan:
- Dari mana asal makanan kita?
- Apakah halal zatnya dan cara memperolehnya?
- Apakah kita peduli dengan label halal dan sumber rezeki?
Karena sepiring makanan bisa menjadi sebab doa tertolak, amal tidak diterima, bahkan neraka menjadi tempat kembali.
🙏 Doa Penutup
اللَّهُمَّ أَطْعِمْنَا مِنَ الْحَلَالِ، وَاجْعَلْنَا مِنَ الَّذِينَ تُسْتَجَابُ دُعَاؤُهُمْ، وَبَارِكْ لَنَا فِي رِزْقِنَا وَعَمَلِنَا
“Ya Allah, berilah kami makanan yang halal, jadikan kami termasuk orang-orang yang doanya Engkau kabulkan, dan berkahilah rezeki serta amal kami.”
📚 Referensi:
- Shahih Muslim No. 1015
- Sunan Tirmidzi No. 2980 dan 2989
- QS Al-Baqarah: 172
- QS Al-Mu’minun: 51
- QS Al-Māidah: 87–88
- Al-Mu’jam Al-Kabir oleh Ath-Thabrani