Bukan Sekadar Pembawa Pesan: Meneladani Jiwa Aktif Rasulullah SAW
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Alhamdulillahi rabbil 'alamin, was sholatu was salamu 'ala asyrofil anbiya-i wal mursalin, Sayyidina Muhammadin, wa 'ala alihi wa shohbihi ajma'in. Amma ba'du.
Jamaah yang dimuliakan Allah SWT,
Seringkali, ketika kita membayangkan sosok Rasul atau Nabi, sebagian orang mungkin hanya membayangkan seseorang yang duduk tenang di masjid, menunggu wahyu turun, lalu menyampaikannya, dan selesai. Seolah-olah tugas kenabian itu statis atau pasif.
Padahal, fakta sejarah dan Al-Qur'an menggambarkan sebaliknya. Rasulullah SAW adalah sosok yang paling sibuk, paling lelah, dan paling aktif memikirkan keselamatan umatnya. Beliau bukan pemimpin yang duduk di menara gading, melainkan turun langsung ke lapangan.
Ayat Inti (Dalil Naqli)
Mari kita renungkan firman Allah SWT dalam Surah At-Taubah ayat 128, yang merekam betapa "sibuknya" hati dan fisik Rasulullah untuk kita:
Artinya: "Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin." (QS. At-Taubah: 128)
Penjelasan (Isi Kultum)
Jamaah sekalian,
Ada dua kata kunci dalam ayat ini yang membantah sifat pasif pada diri Rasulullah:
1. 'Azizun 'alaihi ma 'anittum (Berat terasa olehnya penderitaanmu)
Ini adalah bukti Empati yang Aktif. Rasulullah tidak bisa diam melihat umatnya susah.
- Ketika umat lapar, beliau yang paling lapar (mengganjal perut dengan batu).
Ketika umat dalam bahaya, beliau ada di garis depan perang (seperti di perang Hunain).
- Beliau tidak pasif menunggu laporan, tapi beliau merasakan langsung beban umatnya.
2. Harishun 'alaikum (Sangat menginginkan kebaikan bagimu)
Kata "Harish" dalam bahasa Arab bermakna keinginan yang sangat kuat, bahkan cenderung mengejar. Rasulullah itu "agresif" dalam arti positif untuk menyelamatkan kita.
- Beliau mendatangi kabilah-kabilah di Thaif meski dilempari batu.
- Beliau mendatangi pasar-pasar di Mekkah untuk berdakwah meski dicaci.
- Beliau bangun malam sampai kaki bengkak untuk mendoakan kita.
Jika Rasulullah pasif, beliau cukup berdiam di rumah dan berkata, "Yang mau masuk Islam silakan datang, yang tidak mau ya sudah." Tapi tidak, beliau yang 'menjemput bola'. Beliau mendatangi si buta Yahudi di sudut pasar untuk menyuapinya makan, beliau menjenguk orang yang biasa meludahinya saat sakit. Itu adalah ciri sosok yang sangat aktif.
Bukti Sejarah Aktivitas Fisik Beliau
Dalam sirah nabawiyah, kita melihat Rasulullah sebagai:
- Pekerja Keras: Sejak muda beliau menggembala kambing dan berdagang lintas negara (Syam).
- Jenderal Perang: Memimpin strategi dan fisik dalam puluhan ghazwah (peperangan).
- Kepala Keluarga: Menjahit bajunya sendiri dan membantu pekerjaan rumah tangga istri-istrinya.
- Kuli Bangunan: Beliau ikut memanggul batu saat pembangunan Masjid Nabawi dan ikut mencangkul tanah saat menggali parit di Perang Khandaq.
Poin Penting: Tidak ada kamus "berpangku tangan" dalam hidup Rasulullah. Bahkan wahyu pertama yang turun setelah perintah membaca (Iqra) adalah perintah untuk bangun dan bergerak: "Yaa ayyuhal muddatsir, qum fa andzir" (Wahai orang yang berselimut, bangunlah dan berilah peringatan!).
Ibrah (Pelajaran bagi Kita)
Lantas, apa pelajaran bagi kita hari ini?
- Islam Membenci Kemalasan: Menjadi umat Nabi Muhammad berarti harus menjadi umat yang produktif. Tidak boleh ada Muslim yang pasif, pengangguran yang tidak mau berusaha, atau orang yang tidak peduli lingkungan sekitar.
- Dakwah dengan Aksi: Rasulullah lebih banyak berdakwah dengan Lisanul Hal (tindakan nyata) daripada sekadar kata-kata. Kita pun demikian, tunjukkan keislaman kita dengan prestasi kerja, kebersihan, dan bantuan sosial.
- Kepedulian Sosial: Seperti sifat "Harishun 'alaikum", kita harus proaktif menolong saudara kita, jangan menunggu diminta baru memberi.
Penutup
Jamaah rahimakumullah,
Sebagai penutup, marilah kita ubah mindset kita. Kesalehan bukan hanya diukur dari berapa lama kita duduk berdzikir di atas sajadah, tetapi juga diukur dari seberapa aktif kaki dan tangan kita memberi manfaat bagi orang lain setelah kita melipat sajadah tersebut.
Semoga Allah memberikan kita kekuatan untuk meneladani energi dan semangat juang Rasulullah SAW dalam menebar kebaikan.
Barakallahu li wa lakum.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.