🕌 Naskah Kultum: “Perbaiki Diri Sebelum Menyalahkan Orang Lain”
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah memberikan kita nikmat iman, nikmat sehat, dan kesempatan untuk berkumpul di tempat yang mulia ini. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad ﷺ, keluarga beliau, para sahabat, dan kita semua yang berusaha mengikuti sunnahnya hingga akhir hayat.
Bapak-bapak, ibu-ibu, serta saudara-saudari yang dirahmati Allah,
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali lebih mudah melihat kesalahan orang lain daripada melihat kekurangan diri sendiri. Kita cepat berkata, “Dia itu malas ke masjid,” atau “Anaknya kurang sopan,” tapi jarang bertanya, “Apakah saya sudah menjadi contoh yang baik?” atau “Apakah saya sudah memperbaiki diri saya sendiri?”
Padahal Allah ﷻ sudah mengingatkan kita dalam Al-Qur’an:
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS. Ar-Ra’d: 11)
Artinya, kalau kita ingin lingkungan kita menjadi lebih baik, maka mulailah dari diri sendiri. Jangan menunggu orang lain berubah. Kita yang harus memulai.
Nabi Muhammad ﷺ juga pernah bersabda:
“Berbahagialah orang yang disibukkan oleh aibnya sendiri sehingga tidak sempat mengurusi aib orang lain.” (HR. Al-Bazzar, sanad hasan)
Hadis ini mengajarkan bahwa orang yang sibuk memperbaiki dirinya sendiri akan lebih tenang hidupnya. Ia tidak mudah iri, tidak suka bergosip, dan tidak cepat menilai orang lain. Ia tahu bahwa dirinya pun masih banyak kekurangan.
Ada sebuah kisah menarik dari sahabat Nabi, Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu. Suatu hari, beliau melihat seseorang sedang menegur orang lain karena kesalahannya. Umar pun berkata, “Celakalah engkau! Apakah engkau tidak lebih pantas untuk menasihati dirimu sendiri?” Umar mengingatkan bahwa sebelum kita menunjuk kesalahan orang lain, kita harus pastikan bahwa kita sendiri sudah benar.
Bapak-ibu yang saya hormati,
Kadang kita merasa sudah cukup baik, padahal belum tentu. Allah ﷻ berfirman:
“Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?” (QS. Ash-Shaff: 2-3)
Ayat ini menjadi peringatan bagi kita agar tidak hanya pandai menasihati, tapi juga harus menjadi teladan. Jangan sampai kita seperti lilin, menerangi orang lain tapi membakar diri sendiri.
Kalau kita semua sibuk memperbaiki diri, insya Allah desa kita akan menjadi tempat yang damai. Tidak ada lagi saling menyalahkan, tidak ada lagi iri hati, dan tidak ada lagi permusuhan. Yang ada hanyalah semangat untuk saling mendukung dalam kebaikan.
Mari kita mulai dari hal-hal kecil: lebih rajin shalat berjamaah, lebih sabar dalam menghadapi keluarga, lebih jujur dalam berdagang, dan lebih santun dalam berbicara. Jangan tunggu orang lain berubah. Kita yang mulai.
Semoga Allah menjadikan kita hamba-hamba-Nya yang rendah hati, yang sibuk memperbaiki diri, dan tidak mudah menyalahkan orang lain. Aamiin ya Rabbal ‘alamin.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
📚 Referensi tambahan:
- Tafsir Al-Qur’an Al-Karim, QS. Ar-Ra’d: 11 dan QS. Ash-Shaff: 2–3
- Hadis riwayat Al-Bazzar, dinilai hasan oleh Al-Haitsami dalam Majma’ Az-Zawaid
- Kisah Umar bin Khattab dalam “Siyar A’lam An-Nubala” karya Imam Adz-Dzahabi