🕌 Kultum: Keteguhan Iman Tiga Sahabat Rasulullah ﷺ di Tengah Penyiksaan
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Segala puji bagi Allah SWT yang telah menanamkan iman dalam dada-dada orang beriman. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad ﷺ, keluarga beliau, para sahabat, dan seluruh umat yang mengikuti petunjuknya.
Malam ini, mari kita menyelami kisah heroik tiga sahabat Nabi ﷺ: Bilal bin Rabah, Abdullah bin Hudzafah, dan keluarga Yasir. Mereka bukan hanya pembela Islam; mereka adalah simbol keberanian dan spiritualitas yang tak bisa ditawar oleh dunia.
🌴 Bilal bin Rabah: Dzikir di Padang Siksaan
Bilal, seorang budak dari Habasyah, saat keislamannya diketahui oleh majikannya, Umayyah bin Khalaf, ia disiksa dengan meletakkan batu besar di dadanya, dijemur di gurun Makkah yang panas membara.
Ketika dipaksa meninggalkan Islam, Bilal hanya menjawab:
“Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yang Maha Esa.”
Itu bukan sekadar kata; itu adalah dzikir jiwa yang menghantarkan Bilal ke derajat mulia sebagai sahabat yang pertama kali disiksa karena iman.
"Dan Kami teguhkan hati mereka ketika mereka berdiri lalu berkata: Tuhan kami adalah Tuhan langit dan bumi." (QS. Al-Kahfi: 14)
baca juga: Kisah Umayyah bin Khalaf
👑 Abdullah bin Hudzafah: Menggenggam Iman di Hadapan Kekuasaan
Dalam ekspedisi ke Romawi, Abdullah ditangkap dan dihadapkan pada Raja Romawi yang menawarkan kekayaan dan tahta jika ia keluar dari Islam.
Jawabannya menggetarkan:
“Meski kau berikan seluruh kekayaanmu dan semua kerajaan di tanah Arab, aku tak akan pernah meninggalkan agama Muhammad ﷺ.”
Ia disalib, lalu disiram air mendidih, tapi tetap menolak tawaran murtad. Kisahnya menyentuh kita bahwa iman adalah nilai tertinggi, bahkan di tengah ancaman kematian.
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: Tuhan kami adalah Allah, lalu mereka tetap istiqamah, maka para malaikat turun kepada mereka.” (QS. Fussilat: 30)
💔 Keluarga Yasir: Syahid Dalam Pelukan Surga
Yasir, Sumayyah dan Ammar, keluarga tanpa klan kuat, menjadi sasaran penyiksaan Bani Makhzum. Di siang terik, mereka dijemur dan disiksa.
Sumayyah, ibunda Ammar, menjadi syahidah pertama dalam Islam. Rasulullah ﷺ hanya mampu berkata sambil menahan air mata:
“Bersabarlah wahai keluarga Yasir, sesungguhnya surga adalah tempat kalian.” (HR. Thabrani)
Penderitaan mereka adalah cermin keikhlasan, bahwa iman bukan hanya di lisan tapi harus sanggup dipertahankan oleh tubuh yang diuji.
🌟 Refleksi: Iman di Era Modern
Hari ini, kita tak disiksa dengan cambuk dan api. Tapi ada godaan lain: dunia maya yang memprovokasi akidah, gaya hidup yang menjauhkan dari tauhid, dan tekanan sosial yang membuat kita malu mempertahankan nilai Islam.
Jika Bilal bisa bertahan di gurun, Abdullah bisa melawan tawaran istana, dan Sumayyah bisa menjaga iman hingga syahid, mengapa kita tidak bisa menjaga akhlak, kejujuran, dan shalat kita?
“Mereka menyiksa orang-orang mukmin itu hanya karena mereka beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa, Maha Terpuji.” (QS. Al-Buruj: 8)
🤝 Penutup
Mari kita jadikan kisah ini bukan sekadar narasi sejarah, tapi bahan bakar untuk memperkuat akidah. Di tengah gelombang zaman, kisah sahabat adalah kompas untuk tetap mengarah kepada Allah.
Semoga Allah SWT senantiasa mengokohkan hati kita dalam iman dan menjadikan kita termasuk hamba-hamba-Nya yang teguh dan istiqamah.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
📚 Daftar Referensi
- Muhaimin Yasin, “Kisah Tiga Sahabat Nabi SAW yang Disiksa Demi Mempertahankan Keimanan”, NU Online, 10 Juni 2025
- Ibnu Hajar al-‘Asqalani, Al-Ishabah fi Tamyizis Shahabah, Jilid I, hlm. 456
- Adz-Dzahabi, Siyar A‘lamin Nubala, Jilid II, hlm. 11–14
- Ibnu Hisyam, Sirah Ibnu Hisyam, Jilid I, hlm. 319
- QS. Al-Kahfi: 14
- QS. Fussilat: 30
- QS. Al-Buruj: 8